Apa
itu Kelompok 99? Kelompok 99 adalah salah satu kelompok terbesar dan
tertua yang pernah ada didunia (malah sudah ada semenjak jaman Sebelum
Masehi !). Jaringannya telah tersebar di seluruh penjuru dunia
termasuk Indonesia.
Berdasarkan sejarah, terungkap fakta bahwa tokoh-tokoh dunia seperti Alexander the Great, Jenghis Khan, Adolf Hitler, dll termasuk ke dalam Kelompok 99.
Alexander the great:
Jenghis khan:
Adolf Hitler:
Ideologi
Kelompok ini telah mengakibatkan terciptanya banyak kekacauan,
kerusakan dan pertumpahan darah diseluruh dunia. Oleh karena itu
sangat penting untuk mengetahui apa itu Kelompok 99 agar kita bisa
mengetahui anggota Kelompok ini. untuk memahami keberadaan dan
tindak-tanduk mereka disekitar kita, mari agan2 baca kisah berikut
ini, karena siapa tahu anda salah satunya :
Jaman
dahulu kala, hiduplah seorang Raja. Raja ini seharusnya puas dengan
kehidupannya, dengan segala harta benda dan kemewahan yang ia miliki.
Tapi Raja ini tidak seperti itu. Sang Raja selalu bertanya-tanya
mengapa ia tidak pernah puas dengan kehidupannya. Tentu saja, ia
memiliki perhatian semua orang kemana pun ia pergi, menghadiri jamuan
makan malam dan pesta yang mewah, tetapi, ia merasa ada sesuatu yang
kurang dan ia tidak tahu apa sebabnya.
Suatu
hari, sang Raja bangun lebih pagi dari biasanya dan memutuskan untuk
berjalan-jalan di sekitar istananya. Sang Raja masuk ke dalam ruang
tamunya yang luas dan berhenti ketika ia mendengarkan seseorang
bernyanyi dengan riang… dan perhatiannya tertuju kepada salah satu
pembantunya. .. yang bersenandung gembira dan wajahnya memancarkan
sukacita serta kepuasan. Hal ini menarik perhatian sang Raja dan ia
pun memanggil si hamba masuk ke dalam ruangannya.
Pria
ini, si hamba, masuk ke dalam ruangan sang Raja seperti yang telah
diperintahkan. Lalu sang Raja bertanya mengapa si hamba begitu riang
gembira. Kemudian, si hamba menjawab,
“Yang
Mulia, diri saya tidaklah lebih dari seorang hamba, namun apa yang
saya peroleh cukup untuk menyenangkan istri dan anak-anak saya. Kami
tidak memerlukan banyak, sebuah atap di atas kepala kami dan makanan
yang hangat untuk mengisi perut kami. Istri dan anak-anak saya adalah
sumber inspirasi saya, mereka puas dengan apa yang bisa saya sediakan
walaupun sedikit. Saya bersukacita karena mereka bersukacita. “
Mendengar
hal tersebut, sang Raja menyuruh si hamba keluar dan kemudian
memanggil asisten pribadinya masuk ke dalam ruangan. Sang Raja
berusaha mengkaji perasaan pribadinya dan mengkaitkan dengan kisah
yang baru saja didengarnya, berharap dirinya dapat menemukan suatu
alasan mengapa ia seharusnya dapat merasa puas dengan apa yang dapat
diperoleh dengan sekejap tetapi tidak, sedangkan hambanya hanya
memperoleh sedikit harta tetapi memiliki rasa kepuasan yang besar.
Dengan penuh perhatian, sang asisten pribadi mendengarkan ucapan sang
Raja dan kemudian menarik kesimpulan.
Ujarnya, “Yang Mulia, saya percaya si hamba itu belum menjadi bagian dari kelompok 99.”
“Kelompok 99? Apakah itu?” tanya sang Raja.
Kemudian,
sang asisten pribadi menjawab, “Yang Mulia, untuk mengetahui apa itu
Kelompok 99, Yang Mulia harus melakukan hal ini…. letakkan 99 koin
emas dalam sebuah kantung dan tinggalkan kantung tersebut di depan
rumah si hamba, setelah itu Yang Mulia akan mengerti apa itu Kelompok
99.”
Sore harinya, sang Raja
mengatur agar si hamba memperoleh kantung yang berisi 99 koin emas di
depan rumahnya. Walaupun ada sedikit keraguan muncul, dan sang Raja
ingin memberikan 100 koin emas, namun ia menuruti nasihat si asisten
pribadi dan tetapi meletakkan 99 koin emas.
Esok
harinya, ketika si hamba baru saja hendak melangkahkan kakinya keluar
rumah, matanya melihat sebuah kantung. Bertanya-tanya dalam hatinya,
ia membawa kantung itu masuk ke dalam dan membukanya. Ketika melihat
begitu banyak koin emas di dalamnya, ia langsung berteriak girang..
Koin emas… begitu banyak! Hampir ia tidak percaya. Kemudian ia
memanggil istri dan anak-anaknya keluar memperlihatkan temuannya. Si
hamba meletakkan kantung tersebut di atas meja, mengeluarkan seluruh
isinya dan mulai menghitung. Hanya 99 koin emas, dan ia pun merasa
aneh.. Dihitungnya kembali, terus menerus dan tetap saja, hanya 99 koin
emas. Si hamba mulai bertanya-tanya, kemanakah koin yang satu lagi?
Tidak mungkin seseorang hanya meninggalkan 99 koin emas. Ia pun mulai
menggeledah seluruh rumahnya, mencari koin yang terakhir. Setelah ia
merasa letih dan putus asa, ia memutuskan untuk bekerja lebih keras
lagi untuk menggantikan 1 koin itu agar jumlahnya genap 100 koin emas.
Keesokan harinya, ia bangun dengan suasana hati yang benar-benar tidak enak, berteriak-teriak kepada istri dan anak-anaknya, tidak menyadari bahwa ia telah menghabiskan malam sebelumnya dengan bekerja keras agar ia mampu membeli 1 koin emas. Si hamba bekerja seperti biasa, tetapi tidak dengan suasana hati yang riang, bersiul-siul seperti biasanya. Dan si hamba pun tidak menyadari bahwa sang Raja memperhatikan dirinya ketika ia melakukan pekerjaan hariannya dengan bersungut-sungut.
Sang Raja bingung melihat sikap si hamba yang berubah begitu drastis, lalu memanggil asisten pribadinya masuk ke dalam ruangan. Diceritakan apa yang telah dilihatnya dan si asisten pribadinya tetap mendengarkan dengan penuh perhatian. Sang Raja bertanya, bukankah seharusnya si hamba itu lebih riang karena ia telah memiliki koin emas.
Keesokan harinya, ia bangun dengan suasana hati yang benar-benar tidak enak, berteriak-teriak kepada istri dan anak-anaknya, tidak menyadari bahwa ia telah menghabiskan malam sebelumnya dengan bekerja keras agar ia mampu membeli 1 koin emas. Si hamba bekerja seperti biasa, tetapi tidak dengan suasana hati yang riang, bersiul-siul seperti biasanya. Dan si hamba pun tidak menyadari bahwa sang Raja memperhatikan dirinya ketika ia melakukan pekerjaan hariannya dengan bersungut-sungut.
Sang Raja bingung melihat sikap si hamba yang berubah begitu drastis, lalu memanggil asisten pribadinya masuk ke dalam ruangan. Diceritakan apa yang telah dilihatnya dan si asisten pribadinya tetap mendengarkan dengan penuh perhatian. Sang Raja bertanya, bukankah seharusnya si hamba itu lebih riang karena ia telah memiliki koin emas.
Jawab si asisten,”Ah. . tetapi, Yang Mulia, sekarang hamba itu secara resmi telah masuk ke dalam Kelompok 99.”
Lanjutnya,
“Kelompok 99 itu hanyalah sebuah nama yang diberikan kepada
orang-orang yang telah memiliki semuanya tetapi tidak pernah merasa
puas, dan mereka terus bekerja keras mencoba mencari 1 koin emas yang
terakhir agar genap 100 koin emas.
Kita
harusnya merasa bersyukur dengan apa yang ada, dan kita bisa hidup
dengan sedikit yang kita miliki. Tetapi ketika kita diberikan yang
lebih baik dan lebih banyak, kita menghendaki lebih! Tidak menjadi
orang yang sama lagi, yang puas dengan apa yang ada, tetapi kita terus
menghendaki lebih dan lebih dan memiliki keinginan seperti itu kita
membayar harga yang tidak kita pun sadari. Kehilangan waktu tidur,
kebahagiaan, dan menyakiti orang-orang yang berada di sekitar kita
hanya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan kita sendiri. Orang-orang
seperti itulah yang tergabung dalam Kelompok 99!”
Mendengar hal itu, sang Raja memutuskan bahwa untuk selanjutnya, ia akan mulai menghargai hal-hal yang kecil dalam hidup.
diantara mereka yang lucu fotonya cuma si "Adolf Hitler"... knp..??
karena dia seperti pelawak jojon..
0 komentar:
Posting Komentar